Saya begitu beruntung karena telah diberikan sebuah kesempatan untuk merasakan begitu luar biasanya mengeyam pendidikan di SMA Negeri 1 Magelang atau GHS (Gladiool High School) -walaupun saat tulisan ini saya publikasikan, saya belum resmi menjadi seorang Gladiooler, karena saya sedang akan merasakan MOS (Masa Orientasi Siswa)-. Saat mencoba mengingat perjuangan saya untuk mendapatkan kesempatan tersebut, saya merasa perjuangan saya ternyata tidak sia-sia. Tetapi, saya tidak berjuang sendiri, saya berjuang bersama Orang Tua saya, teman-teman saya -yang mayoritas juga mendapatkan kesempatan yang sama dengan saya-, serta orang-orang yang tidak dapat saya sebutkan. Kalian akan saya bawa ke masa perjuangan yang sudah terlewat -beberapa hari- itu.
Sebelum itu, saya akan menceritakan tentang diri saya. Nama saya Muchamad Ali Akbar, teman-teman saya sering memanggil saya Akbar. Saya lahir pada tanggal 7 Agustus 2000, bersamaan dengan Ibu saya yang melahirkan anak ketiga-nya yang mungkin juga anak terakhirnya yaitu saya. Ibu saya bernama Surini, Ibu saya lahir di Salatiga 54 tahun yang lalu. Sedangkan Ayah saya bernama Yusron, lahir di Brebes 56 tahun yang lalu tetapi sudah tidak lagi memiliki logat 'ngapak' karna sudah sangat lama tinggal di tempat kelahiran saya, Magelang. Saya sangat belajar banyak dari mereka (orang tua saya), karena mereka pasti sudah makan asam garam serta bersedia membagi ilmu mereka kepada saya. Mereka juga memiliki peran yang sangat penting dalam kisah perjuangan saya untuk menjadi Gladiooler.
Semua berawal dari saya menjadi
salah satu keluarga Rantja (SMP N 1 Magelang) –saya kurang lupa tepatnya kelas
berapa- hal yang membuat saya memiliki cita-cita atau keinginan melanjutkan
pendidikan yang jenjangnya lebih tinggi di GHS (SMA N 1 Magelang) adalah karena
saya kagum dengan kehebatan dari GHS serta karena ada istilah ‘anak smp 1 ya
lanjut di sma 1’, istilah itu yang selalu terbayang dan seperti menjadi beban
tapi bisa menjadi motifasi. Singkat cerita, saya sudah menjadi anak kelas 9,
tepatnya di 9a –yang memiliki nama 9ACTION-. Kami (anak kelas 9) berjuang
begitu keras; mengurangi jam tidur, menambah jam belajar, dan melakukan apapun
yang bisa kami lakukan untuk bisa mendapatkan hasil UN(Ujian Nasional) dan US
(Ujian Sekolah) yang terbaik. Alhamdulillah, kami bisa lulus bersama-sama
dengan hasil yang memuaskan. Walaupun secara pribadi, saya sedikit kecewa
dengan hasil yang saya dapatkan. Namun, hal itu menjadi pembelajaran yang luar
biasa bagi saya, saya menyadari bahwa saya belum melakukan yang terbaik, belum
lebih giat dari yang lain, belum lebih serius dari yang lain. Dengan hasil UN
yang kami dapatkan, kami menata kembali hati, dan kesiapan kami untuk ‘mencari’
sekolah yang akan kami jadikan tempat mempersiapkan diri setelah 3 tahun
bersekolah di SMP N 1 Magelang. Ada teman saya yang masuk ke SMA TN (Taruna
Nusantara), dengan melewati beberapa tes
yang menurut saya cukup sulit. Lalu saya dan teman-teman saya yang mengandalkan
NEM (Nilai Ebtanas Murni), piagam, serta poin tambahan untuk mencari sekolah
‘baru’. Setelah masa PPDB di Kota Magelang selesai, hasilnya memuaskan. Saya
bisa masuk ke SMA N 1 Magelang bersama 129 teman saya. Serta teman saya yang
lain tersebar di SMA N 3 Magelang dan sekolah lainnya.
Sebenarnya ini kurang baik untuk
diceritakan tapi akan saya ceritakan sesuai fakta. Pada tanggal 22 saya sudah
mempersiapkan berkas-berkas/dokumen untuk mendaftar di SMA N 1 Magelang, tapi
bukan hanya untuk mendaftar di GHS, saya juga akan mendaftar di SMK N 1
Magelang –mengikuti perintah/saran orang tua saya-. Berkas sudah siap, saya
lalu mendaftar di SMA N 1 Magelang terlebih dahulu, tetapi ada sedikit masalah
–walau sebenarnya bukanlah sebuah masalah- dengan isi dari ‘kolom’ PILIHAN
KEDUA, karena saya menuliskan SMK N 1 Magelang dan itu tidak diperbolehkan.
Akhirnya saya ganti huruf ‘K’ dengan ‘A’ dan angka ‘1’ dengan ‘3’. Setelah
mendapatkan nomor pendaftaran A1-0002, saya pergi dari SMA N 1 Magelang dan
menuju ke SMK N 1 Magelang untuk mencari informasi, tetapi akhirnya saya
mengikuti proses pendaftaran. Proses pendaftaran di SMK 1 dimulai dengan
pengambilan/pengisian formulir, tes kesehatan/fisik (tes buta warna, ukur
tinggi dan berat badan, cek tato dan tindik, lari, dan push up), pengembalian
formulir, dilanjutkan dengan tes wawancara dan terakhir tes tertulis. Saya membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam untuk
menempuh proses itu. Sehari berlalu, saya ternyata menempati peringkat kurang
lebih 160 dan pada hari terakhir pendaftaran berada di peringkat 173 di SMA N 1 Magelang. Sedangkan proses
pendaftaran yang saya lalui di SMK N 1 Magelang tidak membuahkan hasil apapun,
tidak ada kabar apapun, sampai pada tanggal 25 Juni 2015 sekitar pukul 11.30,
Bapak saya dihubungi pihak SMK bahwa saya gagal mendaftar karna saya sudah
mendaftar di GHS, tetapi yang aneh adalah Bapak saya ditanya sebenarnya ingin
masuk ke SMA 1 atau SMK 1 dan kenapa pertanyaan itu diajukan pada hari terakhir
pendaftaran. Serta kenapa saat proses pendaftaran, saya yang menggunakan SKHUN Sementara hasil
fotocopy dan legalisasi tidak dipermasalahkan. Tetapi ini sudah berlalu, Orang
Tua saya berpesan untuk mengambil sisi positifnya, yaitu saya mendapatkan
pengalaman baru.
Tanggal 27 Juni 2015 saya resmi
ditetapkan sebagai calon siswa yang harus daftar ulang, saya mengambil berkas
pada hari itu juga dan berencana mengembalikan berkas pada tanggal 29 Juni
2015. Setelah proses daftar ulang, saya akan mengikuti tes peminatan tanggal 1
dan 2 Juli 2015 –semoga hasilnya memuaskan-. Serta akan masuk sekolah tanggal 9
Juli 2015. Perjuangan-pun akan berlanjut, semoga kita bisa selalu berjuang
dengan sungguh-sungguh. Insyaallah, saya akan menyambung cerita saya pada
kesempatan yang lain. Terima kasih atas kesediaan Anda untuk membaca tulisan
saya ini. Mohon maaf apabila banyak kekurangan/kesalahan dengan tulisan ini.