Minggu, 28 Juni 2015

Proses PPDB SMA N 1 Magelang: Daftar Ulang

Proses PPDB SMA N 1 Magelang (GHS) setelah pengumuman hasil seleksi pada 27 Juni 2015 adalah Daftar Ulang, Daftar Ulang berlangsung tanggal 27, 29, dan 30 Juni 2015; pada tanggal 27 Juni hanya dapat mengambil berkas daftar ulang yang berisi surat pernyataan, biodata, dan lain-lain. Saya mengambil berkas tersebut pada tanggal 27 Juni 2015 dan setelah mengambil, saya mengikuti ‘jejak’ teman-teman saya yang pergi mengunjungi sekolah ‘lama’ kami, yaitu SMP N 1 Magelang untuk mengambil rapor dengan tujuan melengkapi berkas tadi. Sesampainya saya di rumah, saya harus mengisi biodata, surat pernyataan, dan lembar peminatan serta ekstrakurikuler. Dalam proses pengisian biodata dan surat pernyataan tidak menjadi masalah, yang menjadi masalah adalah saat pengisian lempar peminatan dan ekstrakurikuler, saya sempat ‘galau’ karna hal itu. Tetapi saya tetap harus memilih, akhirnya saya memilih mengikuti orang tua saya saja. Dengan memilih IPA serta lintas minat EKONOMI dan SOSIOLOGI di lembar peminatan dan memilih ekstrakurikuler PMR (Palang Merah Remaja) dengan pertimbangan bahwa dulu saat di SMP N 1 Magelang saya juga mengikuti PMR dan sudah memiliki sedikit ilmu tentang bidang tersebut. (Semoga saya tidak salah pilih)

Pada tanggal 29 Juni 2015 saya mendaftarkan ulang diri saya sendiri, sebelum daftar ulang saya harus menyelesaikan administrasi terlebih dahulu, dan yang menyelesaikan adalah orang tua saya, walaupun proses administrasi sangat mudah, tetapi karna ukuran badan saya yang normal tetapi kurang  normal membuat proses administrasi cukup lama. Karena bahan pakaian yang telah disediakan oleh pihak sekolah dan tinggal ambil –setelah membayar tentunya- tidak cukup untuk ‘menutupii badan’ saya sehingga harus ‘hitung-hitungan’ terlebih dahulu. ‘Hitung-hitungan’ itu terjadi di ruang TU, antara Bapak saya dengan pihak sekolah. Setelah ‘hitung-hitungan’ selesai, ternyata saya/Bapak saya –memang- harus merogoh kantong lebih dalam untuk kain tersebut sekitar ‘beberapa meter’. Akhirnya proses Daftar Ulang selesai dan saya langsung pulang, jika yang lain pulang sudah menenteng ‘kresek’ saya tidak, karna ‘kreseknya’ belum tersedia.  

Satu Kesempatan, Sejuta Perjuangan: Menjadi Gladiooler

Saya begitu beruntung karena telah diberikan sebuah kesempatan untuk merasakan begitu luar biasanya mengeyam pendidikan di SMA Negeri 1 Magelang atau GHS (Gladiool High School) -walaupun saat tulisan ini saya publikasikan, saya belum resmi menjadi seorang Gladiooler, karena saya sedang akan merasakan MOS (Masa Orientasi Siswa)-. Saat mencoba mengingat perjuangan saya untuk mendapatkan kesempatan tersebut, saya merasa perjuangan saya ternyata tidak sia-sia. Tetapi, saya tidak berjuang sendiri, saya berjuang bersama Orang Tua saya, teman-teman saya -yang mayoritas juga mendapatkan kesempatan yang sama dengan saya-, serta orang-orang yang tidak dapat saya sebutkan. Kalian akan saya bawa ke masa perjuangan yang sudah terlewat -beberapa hari- itu.

Sebelum itu, saya akan menceritakan tentang diri saya. Nama saya Muchamad Ali Akbar, teman-teman saya sering memanggil saya Akbar. Saya lahir pada tanggal 7 Agustus 2000, bersamaan dengan Ibu saya yang melahirkan anak ketiga-nya yang mungkin juga anak terakhirnya yaitu saya. Ibu saya bernama Surini, Ibu saya lahir di Salatiga 54 tahun yang lalu. Sedangkan Ayah saya bernama Yusron, lahir di Brebes 56 tahun yang lalu tetapi sudah tidak lagi memiliki logat 'ngapak' karna sudah sangat lama tinggal di tempat kelahiran saya, Magelang. Saya sangat belajar banyak dari mereka (orang tua saya), karena mereka pasti sudah makan asam garam serta bersedia membagi ilmu mereka kepada saya. Mereka juga memiliki peran yang sangat penting dalam kisah perjuangan saya untuk menjadi Gladiooler.

***

Semua berawal dari saya menjadi salah satu keluarga Rantja (SMP N 1 Magelang) –saya kurang lupa tepatnya kelas berapa- hal yang membuat saya memiliki cita-cita atau keinginan melanjutkan pendidikan yang jenjangnya lebih tinggi di GHS (SMA N 1 Magelang) adalah karena saya kagum dengan kehebatan dari GHS serta karena ada istilah ‘anak smp 1 ya lanjut di sma 1’, istilah itu yang selalu terbayang dan seperti menjadi beban tapi bisa menjadi motifasi. Singkat cerita, saya sudah menjadi anak kelas 9, tepatnya di 9a –yang memiliki nama 9ACTION-. Kami (anak kelas 9) berjuang begitu keras; mengurangi jam tidur, menambah jam belajar, dan melakukan apapun yang bisa kami lakukan untuk bisa mendapatkan hasil UN(Ujian Nasional) dan US (Ujian Sekolah) yang terbaik. Alhamdulillah, kami bisa lulus bersama-sama dengan hasil yang memuaskan. Walaupun secara pribadi, saya sedikit kecewa dengan hasil yang saya dapatkan. Namun, hal itu menjadi pembelajaran yang luar biasa bagi saya, saya menyadari bahwa saya belum melakukan yang terbaik, belum lebih giat dari yang lain, belum lebih serius dari yang lain. Dengan hasil UN yang kami dapatkan, kami menata kembali hati, dan kesiapan kami untuk ‘mencari’ sekolah yang akan kami jadikan tempat mempersiapkan diri setelah 3 tahun bersekolah di SMP N 1 Magelang. Ada teman saya yang masuk ke SMA TN (Taruna Nusantara),  dengan melewati beberapa tes yang menurut saya cukup sulit. Lalu saya dan teman-teman saya yang mengandalkan NEM (Nilai Ebtanas Murni), piagam, serta poin tambahan untuk mencari sekolah ‘baru’. Setelah masa PPDB di Kota Magelang selesai, hasilnya memuaskan. Saya bisa masuk ke SMA N 1 Magelang bersama 129 teman saya. Serta teman saya yang lain tersebar di SMA N 3 Magelang dan sekolah lainnya.

Sebenarnya ini kurang baik untuk diceritakan tapi akan saya ceritakan sesuai fakta. Pada tanggal 22 saya sudah mempersiapkan berkas-berkas/dokumen untuk mendaftar di SMA N 1 Magelang, tapi bukan hanya untuk mendaftar di GHS, saya juga akan mendaftar di SMK N 1 Magelang –mengikuti perintah/saran orang tua saya-. Berkas sudah siap, saya lalu mendaftar di SMA N 1 Magelang terlebih dahulu, tetapi ada sedikit masalah –walau sebenarnya bukanlah sebuah masalah- dengan isi dari ‘kolom’ PILIHAN KEDUA, karena saya menuliskan SMK N 1 Magelang dan itu tidak diperbolehkan. Akhirnya saya ganti huruf ‘K’ dengan ‘A’ dan angka ‘1’ dengan ‘3’. Setelah mendapatkan nomor pendaftaran A1-0002, saya pergi dari SMA N 1 Magelang dan menuju ke SMK N 1 Magelang untuk mencari informasi, tetapi akhirnya saya mengikuti proses pendaftaran. Proses pendaftaran di SMK 1 dimulai dengan pengambilan/pengisian formulir, tes kesehatan/fisik (tes buta warna, ukur tinggi dan berat badan, cek tato dan tindik, lari, dan push up), pengembalian formulir, dilanjutkan dengan tes wawancara dan terakhir tes tertulis. Saya  membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam untuk menempuh proses itu. Sehari berlalu, saya ternyata menempati peringkat kurang lebih 160 dan pada hari terakhir pendaftaran berada di peringkat  173 di SMA N 1 Magelang. Sedangkan proses pendaftaran yang saya lalui di SMK N 1 Magelang tidak membuahkan hasil apapun, tidak ada kabar apapun, sampai pada tanggal 25 Juni 2015 sekitar pukul 11.30, Bapak saya dihubungi pihak SMK bahwa saya gagal mendaftar karna saya sudah mendaftar di GHS, tetapi yang aneh adalah Bapak saya ditanya sebenarnya ingin masuk ke SMA 1 atau SMK 1 dan kenapa pertanyaan itu diajukan pada hari terakhir pendaftaran. Serta kenapa saat proses pendaftaran, saya  yang menggunakan SKHUN Sementara hasil fotocopy dan legalisasi tidak dipermasalahkan. Tetapi ini sudah berlalu, Orang Tua saya berpesan untuk mengambil sisi positifnya, yaitu saya mendapatkan pengalaman baru.


Tanggal 27 Juni 2015 saya resmi ditetapkan sebagai calon siswa yang harus daftar ulang, saya mengambil berkas pada hari itu juga dan berencana mengembalikan berkas pada tanggal 29 Juni 2015. Setelah proses daftar ulang, saya akan mengikuti tes peminatan tanggal 1 dan 2 Juli 2015 –semoga hasilnya memuaskan-. Serta akan masuk sekolah tanggal 9 Juli 2015. Perjuangan-pun akan berlanjut, semoga kita bisa selalu berjuang dengan sungguh-sungguh. Insyaallah, saya akan menyambung cerita saya pada kesempatan yang lain. Terima kasih atas kesediaan Anda untuk membaca tulisan saya ini. Mohon maaf apabila banyak kekurangan/kesalahan dengan tulisan ini.